Dulu, di tempat kerja saya yang lama, ada kawan yang sukanya cerita tentang kehidupannya yang un-perfect menurutnya. Gaji pas-pasan lah, tanggungjawab berlebih-lah, jam kerja mencekik leher lah, dan suka dikatain Boss lah...wah kumplit pokoknya.
Dengan gaya dan emosi yang meluap-luap seperti lakon sinetron nomor wahid, dia selalu berbagi cerita dengan saya. Di ruangan saya, merepet ke meja kerja saya, di sela-sela makan siang saya, dan bahkan kadang disela-sela saya jeda On air. Katanya sudah gak tahan, ingin berhenti. Sesekali mengajak dan menawari, apakah saya juga tidak merasakan hal yang sama dengannya. Hmmm...tertarik juga sih, dengan namanya perubahan (ke yang lebih baik tentunya).
Hingga suatu waktu...batas di dalam diri saya sudah memuncak. Ternyata, saya bagaikan menggenggam api dalam sekam (ehh, bener ya istilahnya? ). Sumpah, saya merasa pikiran saya tidak menyatu lagi. Saya merasa bagaikan burung, berada dalam sangkar yang kekecilan. Kalau toh, masih sulit bagi saya terbang bebas di langit lepas, pikir saya tidak apa-apa juga kok, andai kembali mendapatkan sangkar. Asal yang lebih luas. hal itu saya yakini bagian dari proses, untuk saya bisa mendapatkan 'alam bebas' nantinya.
Tiba saya sampaikan 'lagu perpisahan' untuk semua, termasuk teman saya itu. Loh, responnya kok tidak sesuai harapan saya. Mana 'empati'nya ? mana juga luapan keinginan besarnya untuk 'mengikuti' jejak saya? Mana semangatnya untuk mendapatkan hal lain sesuai dengan janji manisnya dan petisi-petisi pedasnya waktu itu ?
Hitungan Minggu berganti bulan, dan bahkan disusul hitungan bulan berganti tahun.
Ya ampun, ternyata teman saya itu masih 'mendekam' di dalam sana. Tempat yang sudah saya tinggalkan ratusan hari lalu. Parahnya, teman saya masih mengeluh hal yang SAMA
Well, saya ingin lemparin kulit duren dan beling kaca ke mulutnya. Jadi geregetan nerima curhatan yang gak penting darinya sampai saat ini. Lha dari kemarin dia kemana aja, betapa BODOHNYA tanpa dibarengi usaha untuk mendapatkan sesuatu yang selalu diinginkannya. Hmm, andai dia tahu, padahal justru disaat kita merasa terpojok, terjepit dan putus asa, kadang ada 'kekuatan' yang benar-benar membantu kita. MELAWAN keputusasaan itu dan semakin MELAJU kencang....
Hmm, sudahlah...saya jadi empet dan eneg bahasnya. Kalau ingin perubahan, ya ayo maju, cari dan jalani proses baru menuju perubahan itu. Jangan asal bunyi saja, jangan hanya OMDO omong doang saja, jangan ngeluh saja..bukti bukti bukti...buktikan. Karena hakekatnya, perubahan pada kehidupan kita, hanya akan terjadi atas usaha kita. Kalau anda sudah 'mengakar' di tempat yang sama selama lebih dari 3 tahun dan merasa kecewa, truss hanya mengeluh saja ? ya ampun, betapa bodohnya anda.
Dan saya? apakah yakin dengan langkah ini?
Ada hal-hal yang kadang tak bisa kita terjemahkan. Namanya keyakinan.
Di luar sana ada keyakinan, meraih suatu harapan baru, untuk mewujudkan impian
Saya yakin itu...
Wednesday, September 10, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment