Dude...akhirnya semalam, nemu juga di tipi..Pas lagi 'leyeh-leyeh.. sarempeunan' alias ngeleset, hati ini rasanya panas berkobar dan nasionalisme muncul membara (halah berlebihan :p ). Tapi catet, semua perasaan itu KARENA BANGGA. Tayangan 1 menit pas itu membuat saya beteriak dalam hati " Ini dia bukti nyata, kapok lu...buat 'tukang unduh' budaya orang !!"
Yah, Iklan SIDOMUNCUL terbaru Truly Indonesia yang NENDANG + MEGANG (kata Titi Kamal). Terutama nendang muka Malaysia. Muncul dua icon Indonesia yang TOP abis. Agnes Monica dengan kerlingan nakalnya dan Presiden negara tetangga kita (Republik Mimpi) Butet Kertaredjasa dengan mulut racunnya. Buat yang belum lihat, Saya coba cari di Youtube ini, masih nemu versi jeleknya. Belum ada postingan yang good quality.
Mundur dikit ya, kaya di pilem-pilem gitulah, flash back :)
Alkisah sebelumnya... Rabu 19 Desember kemarin, Sido Muncul memang meluncurkan iklan Tolak Angin versi Truly Indonesia, di Anjungan Bali Taman Mini Indonesia Indah Jakarta. NAH lo, kok mirip sama tagline tetangga ya, Malaysia Truly Asia ? Eit, eit..Om Irawan Hidayat Direktur Perusahaan Jamu Sido Muncul bilang, memang iklan ini sindiran terhadap Malaysia dan usaha mengajak bangsa menjaga kesadaran budaya (sekalian jualan, kali ya?).
Serunya, iklan durasi 1 menit dan berilustrasi lagu ''Rasa Sayange'' itu, BUTET juga bilang betapa Indonesia punya kekayaan budaya yang buanyaaaaaakkk (meski hanya beberapa dari ribuan budaya kita). Mulai dari Reog Ponorogo, tari Pendet, Angklung, Batik Tulis, Kuda Lumping, Hombo Batu, Tari Folaya, dan (of course) Jamu. BUTET bilang, semua itu kesenian ASLI Indonesia. Masih ditambahin AGNES MONICA yang Uuayu (pake kebaya) melempar kerling menggoda, menjurus ke gaya nge-cengin (apa yah padan katanya ?), dan bilang semua yang ada dilayar adalah TRULY INDONESIA. Cepet pantengin TV yak, soalnya iklan ini cuma dua bulan jatah munculnya di TV.
Trus..ada acara lanjutannya, Sarasehan Cinta Budaya Indonesia bertema ''Indonesia is Truly Indonesia'' yang melibatkan rohaniwan Romo Muji Sutrisno, budayawan Mohamad Sobary, Efendi Ghazali dari Republik Mimpi, praktisi media Arswendo Atmowiloto, teaterawan Putu Wijaya, dan anggota DPR Alvin Lie. Tentang fenomena ambil tanpa ijin (lebih halus kan daripada NYOLONG ?)
Mereka berpendapat;
Arswendo: Biarkan batik diambil. Biarkan angklung diambil. Biarkan reog diambil. Biarkan pulau kita diambil. Biarkan semuanya diambil, asal Malaysia menjadi provinsi ke-34 Indonesia.
Romo Muji: Justru melihat fenomena ini sebagai kesempatan untuk meraba keindonesiaan kita kembali. Baik keindonesiaan yang terlihat ato juga yang tidak terlihat.
Sobary : Kita ini memang sedang tertatih-tatih menuju manusia Indonesia. Tidak mudah. Sudah begitu kok ada yang mencuri budaya Indonesia. Jadi, bangsatlah pencurinya.
Butet: Biarkan Malaysia mengklaim apa pun yang dimiliki Indonesia, asal dia juga mengambil ranking nomor satu kita sebagai negara terkorup. (hahaha, emmang mulutnya pedas dan setajam ‘SILETT’)
Putu Wijaya: Terima kasih kepada Malaysia, kalau dia tidak mengambil segala budaya Indonesia, kapan kita berteriak-teriak tentang kebudayaan kita? kita tidak perlu marah-marah kepada Malaysia. Kita harus berani marah kepada diri sendiri mengapa sampai budaya-budaya kita diambil orang. Kita harus marah pada diri sendiri karena kenyataannya kita tidak menjaga kebudayaan.
Jujur, habis lihat iklan ini, saya agak LEGA. Ternyata ada usaha yang nyata. Sama-sama muncul di TV, sama-sama promosi budaya. Saya puass..puass...semoga besok ada iklan yang juga nampilin wayang kulit, ludruk,
wayang golek, tari jaipong (dan ribuan tari lainnya) dsb..yang memang membuktikan itu milik nenek moyang
kita, dan hak generasi kita di masa datang.
Akankah perang ini terus berlanjut ?? dunno...and let's war begin :)
Trus..ada acara lanjutannya, Sarasehan Cinta Budaya Indonesia bertema ''Indonesia is Truly Indonesia'' yang melibatkan rohaniwan Romo Muji Sutrisno, budayawan Mohamad Sobary, Efendi Ghazali dari Republik Mimpi, praktisi media Arswendo Atmowiloto, teaterawan Putu Wijaya, dan anggota DPR Alvin Lie. Tentang fenomena ambil tanpa ijin (lebih halus kan daripada NYOLONG ?)
Mereka berpendapat;
Arswendo: Biarkan batik diambil. Biarkan angklung diambil. Biarkan reog diambil. Biarkan pulau kita diambil. Biarkan semuanya diambil, asal Malaysia menjadi provinsi ke-34 Indonesia.
Romo Muji: Justru melihat fenomena ini sebagai kesempatan untuk meraba keindonesiaan kita kembali. Baik keindonesiaan yang terlihat ato juga yang tidak terlihat.
Sobary : Kita ini memang sedang tertatih-tatih menuju manusia Indonesia. Tidak mudah. Sudah begitu kok ada yang mencuri budaya Indonesia. Jadi, bangsatlah pencurinya.
Butet: Biarkan Malaysia mengklaim apa pun yang dimiliki Indonesia, asal dia juga mengambil ranking nomor satu kita sebagai negara terkorup. (hahaha, emmang mulutnya pedas dan setajam ‘SILETT’)
Putu Wijaya: Terima kasih kepada Malaysia, kalau dia tidak mengambil segala budaya Indonesia, kapan kita berteriak-teriak tentang kebudayaan kita? kita tidak perlu marah-marah kepada Malaysia. Kita harus berani marah kepada diri sendiri mengapa sampai budaya-budaya kita diambil orang. Kita harus marah pada diri sendiri karena kenyataannya kita tidak menjaga kebudayaan.
Jujur, habis lihat iklan ini, saya agak LEGA. Ternyata ada usaha yang nyata. Sama-sama muncul di TV, sama-sama promosi budaya. Saya puass..puass...semoga besok ada iklan yang juga nampilin wayang kulit, ludruk,
wayang golek, tari jaipong (dan ribuan tari lainnya) dsb..yang memang membuktikan itu milik nenek moyang
kita, dan hak generasi kita di masa datang.
Akankah perang ini terus berlanjut ?? dunno...and let's war begin :)
No comments:
Post a Comment