Dear Bloggers,
2 days ago, I've been talking a lot with my close friends. Lamaaaaaaaaa banget ga ketemu, pas ketemu apa coba yang diucapkannya ? "Ren, film bokep gw yang dulu mana?"
GUBRAK....kirain kangen..hehehe malah ngurusin film 'bokep' yang gak penting lg,hehehe. Dan anehnya dia masih ingeeeeeeeeeeeet aja, padahal aku dah lupa judul ato bahkan isi filmnya gimana, hehe.
Sampai pada akhirnya pada titik pembicaraan SERU, dimana kami ngobrol soal topik susah2 gampang, yaitu ;
SEBERAPA PENTINGKAH UNSUR VIRGINITY DALAM SUATU HUBUNGAN.
Waduh Blogers, bahasan yang gampang tapi susah memang. Aku berpendapat dalam suatu hubungan (yg perlu di garisbawahi) memang dalam tahapan tertentu, AKu tidak mengharuskan / mewajibkan pasangan ku STILL VIRGIN. In fact, maybe bisa terjadi unsur kecelakaan, olahraga, ato alasan lainnya. Tapi, Aku juga tidak merendahkan standarisasi dengan artian mendapatkan pasangan yang gampangan. Intinya buatku, dapat virgin syukur, nggak pun juga ga' papa. Karena semua sudah diatur oleh-Nya. Itu pendapatku.
BUT, kemarin temanku bilang dalam argumen keras-nya, bahwa virginity mutlak hukumnya bagi dia. Harus & Wajib. Gak bisa ditawar2 lagi, karena menurut nya, saat menikah ada konsep bahwa Pria 'menjaga' wanita setelah menikah s/d mati, sedangkan Wanita harus 'menjaga' miliknya yg paling berharga (baca:keperawanan) sejak lahir s/d dinikahi.
Menurut dia, memang pantas & sepadan mendapatkan perempuan yang masih perawan. Karena segala macam pengorbanan/ pengabdian / perasaan yang akan 'seorang' suami curahkan, menjadi ada imbalan + manfaatnya. Terlebih menurutnya, buat apa 'merawat' susah2 kalo yg dirawat 'ga utuh' lagi. Intinya imbalannya gak setimpal.
NAH Lo, Aku kurang setuju dg konsep pikir dia yang seperti itu. Karena pendapat ku tentang keperawanan dg dia bertolak belakang. Intinya anggapan dia, Virgin = pendarahan saat malam pertama. Sedangkan pendapat ku, banyak hal yang bisa menyebabkan wanita tersebut mengalami pendarahan disaat hubungan seksual di malam pertama. Karena :
- Mungkin ada perasaan takut / enggan berhubungan intim
- Mungkin ada unsur keterpaksaan
- Mungkin tidak adanya foreplay yang maksimal, sehingga penetrasi terasa menyakitkan (akibat gesekan yg dipaksakan)
Nah, kalo semuanya 'lancar-lancar' saja dan ternyata tidak terjadi pendarahan disaat MP, apa bisa disebut tdk perawan ?
Tapi, lagi2 teman ku bilang " Wah Ren, kalo semua pria di zaman ni berpikir kaya Lo, bisa terjadi diamana wanita tidak lagi meng-agung-kan nilai2 keperawanan, karena mereka menganggap, pasti kaum laki-laki 'selalu' mau menerima segala kondisinya. Jadi mikirnya pun pasti nggak nganggep penting lagi".
PLAKK !!
Seperti tamparan keras di pipi kananku atas statement-nya. Dalam hati kecil aku bilang, " Wah iya juga sih, pasti 'utuh / ga utuh' bukan menjadi masalah lagi nantinya, dan bisa2 brutal semua....wuiihhh serem".
Nah, aku juga nggak tahu berapa banyak, pria yang sama berpikiran seperti temanku. Bisa dibilang sudut pandang yang masih "ORBA". Mungkin puluhan, ratusan, ribuan, ato bahkan jutan yang sama. Mungkin jadi, ini pikiran yg masih mampu 'menyelamatkan' zaman yang makin edan ini.
Tapi...akhirnya kamipun, saling becanda, ejek dan gak mau kalah......biasa..cowok suka nggak mau ngaku pendapatnya kalah....hehehehehe. Dan obrolan, tinggal lah obrolan, dikalahkan hangatnya teh + lumpia hangat dimeja..
Salam,
PS: Bukan maksudku sih,ngerasa bahwa gak perawan gak papa. Tapi sebagai lelaki, aku cuman pengen bilang...seyogya nya kaum perempuan yang pandai, bisa mengendalikan hasratnya dan waspada atas tipu daya pria. I'm honest gals, the key is on yourself....ANd, important things...I've got the best from my sweetheart..hehe
No comments:
Post a Comment